Kancil Dan Siput Lomba Lari

ATLET PEMENANG LOMBA LARI 10000M PON X

jakarta,26/9. Para pemenang Lari 10.000 meter PON X (dari Kiri), atlet DKI Jakarta Gatot Sudarsono, pemenang medali perunggu, dengan catatan waktu 33 menit 48,34 detik,atlet DKI Jakarta, Solichin, yang meraih medali emas, dengan catatan waktu, 32 menit 44,56 detik dan peraih medali perak, atlet Sulawesi Utara, Sam Saud, dengan catatan waktu, 33 menit 298,63 detik di Stadion Utama Senayan, Jakarta, Jumat(26/9/1981) ANTARA FOTO/P03/dw k

Kami mohon maaf atas kebingungannya, tetapi kami tidak bisa tahu apakah Anda adalah seseorang atau skrip.

Centang kotak ini dan kami akan berhenti menghalangi Anda.

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Pemerintah DKI Jakarta mengadakan berbagai kegiatan lomba untuk menyambut hari ulang tahun (HUT) ke-497 yang jatuh pada 22 Juni 2024 mendatang.

Salah satu kegiatan yang teranyar adalah Jakarta International Marathon (Jakim), karena mengundang para pelari dari skala nasional hingga internasional.

Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Provinsi DKI Jakarta Andri Yansyah mengatakan, lomba lari itu akan digelar pada Minggu (23/6/2024) pagi, dari Monumen Nasional (Monas) sampai Stadion Gelora Bung Karno (GBK) Senayan. Ada tiga kategori yang dilombakan dalam Jakim tersebut, yaitu lomba maraton dengan jarak 42 kilometer mulai dari Monas hingga GBK; half Marathon dengan jarak 21 kilometer; dan lomba maraton 10 kilometer.

“Lomba maraton ini akan memperebutkan hadiah dengan total Rp 3 miliar. Ini persembahan dari Bank Tabungan Negara (BTN),” ujar Andri saat pencanangan HUT ke-497 Jakarta di Bundaran HI, Jakarta Pusat pada Minggu (19/5/2024).

Baca juga: Berikut Ini Ragam Kegiatan HUT ke-497 Jakarta, Lomba Lari, Konser Musik hingga Masuk Ancol Gratis

Tak hanya itu, bagi pelari yang mencatatkan rekor nasional juga akan mendapatkan satu unit rumah dari bank perseroan negara tersebut.

Oleh karena itu, Andri mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam perlombaan maraton tersebut.

“Khususnya bagi pelari yang memecahkan rekor nasional akan langsung diberikan satu unit rumah dari BTN,” kata Andri.

Sementara itu, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru BUdi Hartono mengatakan, Jakarta International Marathon digelar untuk memperkenalkan daerah ini sebagai kota global kepada dunia.

Apalagi statusnya sebagai Ibu Kota Negara dan pusat pemerintahan juga telah dipindah ke Provinsi Kalimantan Timur.

“Salah satu kegiatan agar kota Jakarta itu tetap bisa dikenal dunia maka kami harus melakukan kegiatan bertaraf internasional, salah satunya Jakim,” tuturnya.

Selain untuk memeriahkan HUT DKI Jakarta ke-497, lomba maraton itu juga untuk terus meningkatkan Kota Jakarta sebagai kota ‘sport tourism’. Harapannya citra positif DKI Jakarta akan semakin meningkat di skala nasional maupun internasional.

Bagi peserta yang mendaftarkan diri akan dikenakan biaya pendaftaran.

Untuk ikut ‘Full Marathon’ dengan jarak 42 KM dikenakan biaya sebesar Rp 750.000, Half Marathon dikenakan biaya Rp 575.000 dan lomba maraton untuk jarak 10 KM dikenakan biaya Rp 400.000.

Ragam kegiatan di HUT Jakarta

Kami mohon maaf atas kebingungannya, tetapi kami tidak bisa tahu apakah Anda adalah seseorang atau skrip.

Centang kotak ini dan kami akan berhenti menghalangi Anda.

Lalu Muhammad Zohri juara lomba lari 100 meter Malaysia Terbuka

Sumber gambar, AFP/Getty Images

Lalu Muhammad Zohri berhasil menjuarai lomba lari 100 meter dalam kejuaraan atletik Grand Prix Malaysia Terbuka 2019 di Stadion Bukit Jalil Kuala Lumpur, Sabtu (30/3).

Pelari itu mampu menyumbangkan medali emas untuk Indonesia dengan mencatat waktu 10,20 detik.

Medali perak diraih atlet Malaysia, Mohd. Zulfiqar Ismail, dengan menorehkan 10,41 detik. Adapun medali perunggu didulang atlet Taiwan, Wei-Hsu Wang, yang membukukan waktu 10,44 detik.

Meski menang, pria asal Lombok Utara tersebut mengaku belum puas atas hasil yang dia capai.

"Saya bersyukur karena bisa memberikan yang terbaik bagi bangsa dan negara. Walaupun jujur secara catatan waktu saya belum puas dengan waktu 10,20 detik," kata Zohri kepada Tempo.

Kejuaraan di Malaysia kali ini, menurut Zohri dan pelatihnya, Eni Nuraeni, dimaksudkan untuk mengumpulkan poin sebagai persyaratan kualifikasi Olimpiade 2020 di Jepang.

Bagaimanapun, Zohri dan Eni Nuraeni optimistis bisa meraih target tersebut.

"Bulan depan dia ke Qatar, September juga ada kejuaraan dunia, dan masih banyak lagi turnamen yang harus dia ikuti," kata Eni kepada Tempo.

Zohri mencatat waktu terbaiknya dalam Kejuaraan IAAF U-20 di Finlandia, 11 Juli 2018. Kala itu, dia finis pertama dengan catatan 10,18 detik.

Dalam kejuaraan atletik Grand Prix Malaysia Terbuka 2019, Zohri bukan satu-satunya atlet Indonesia yang mempersembahkan medali emas.

Sapwaturrahman menjadi juara lompat jauh setelah melompat sejauh 7,97 meter.

Medali perak diraih atlet tuan rumah, Andre Anuar, dengan lompatan 7,72 meter dan perak diraih atlet Korea, Eunjae Joo dengan lompatan 7,69 meter.

Olahraga lari ada beragam jenis dan macamnya. Beberapa dari kalian mungkin lebih sering melihat perlombaan lari maraton dan fun run. Karena dua contoh tersebut biasanya diselenggarakan di jalan umum. Namun, tahu nggak sih kalau dalam cabang olahraga atletik lari dibagi berdasarkan jarak dan jenisnya? Perbedaan ini mempengaruhi peraturan perlombaan dan persiapan teknis atletnya. Kira-kira apa saja? Yuk simak perbedaannya:

Perbedaan Jarak dalam Lari Jarak Pendek, Lari Jarak Menengah dan Lari Jarak Jauh

Dalam cabang olahraga atletik, khususnya nomor individu, lari berdasarkan jarak dibagi menjadi tiga kategori, yakni lari jarak pendek, lari jarak menengah dan lari jarak jauh. Lari jarak pendek dibagi dalam beberapa nomor sesuai jaraknya. Ada 60 meter, 80 meter, 100 meter, 200 meter dan 400 meter.

Lari 60 meter biasanya diperlombakan dalam kejuaraan dalam ruangan. Misalnya, World Athletics Indoor Championships. Sementara 80 meter biasanya digunakan dalam kompetisi tingkat pelajar, seperti Energen Champion SAC Indonesia untuk jenjang SMP. Sedangkan lari 100 meter, 200 meter dan 400 meter merupakan nomor perlombaan yang digunakan dalam kejuaraan umum.

Baca Juga: Lari Jarak Pendek: Pengertian, Sejarah, Teknik Dasar dan Manfaat

Sementara itu lari jarak menengah yang umum diperlombakan terdiri dari jarak 800 meter dan 1.500 meter. Kompetisi pelajar seperti Energen Champion SAC Indonesia memperlombakan nomor lari jarak menengah 1.000 meter. Ini biasanya disesuaikan berdasarkan usia dan jenjang sekolah. Terakhir, lari jarak jauh terdiri dari 3.000 meter, 5.000 meter dan 10.000 meter.

Perbedaan Start dalam Lari Jarak Pendek, Lari Jarak Menengah dan Lari Jarak Jauh

Meskipun lari berdasarkan jarak menggunakan lintasan dan lokasi yang sama, ketiganya memiliki cara start yang berbeda.

Dalam lari jarak pendek, start yang digunakan adalah start jongkok. Ini karena start jongkok menggunakan alat bernama start block. Alat ini berfungsi menjadi tumpuan para atlet ketika akan berlari, agar tubuh mereka tetap seimbang dan tidak tergelincir saat memasuki lintasan. Start block biasanya terbuat dari besi dan bersifat sebagai benda tetap.

Di sisi lain, penggunaan start block juga dapat mendukung kecepatan para atlet dalam perlombaan lari jarak pendek. Pasalnya, lari jarak pendek sangat bergantung pada pengambilan posisi start awal. Selain itu, dalam lari jarak pendek setiap atlet wajib menempati setiap lintasan.

Baca Juga: Lari Jarak Menengah: Pengertian, Sejarah, Teknik Dasar dan Manfaat

Sementara lari jarak menengah dan lari jarak jauh menggunakan start berdiri. Dalam lari jarak menengah dan lari jarak jauh, peserta di setiap heat tidak dibatasi pada jumlah lintasan.

Perbedaan Aturan dalam Lari Jarak Pendek, Lari Jarak Menengah dan Lari Jarak Jauh

Lari jarak pendek mengharuskan atlet tetap berada dalam lintasan selama berlari. Jika pelari keluar dari garis batas setiap lintasan, maka pelari dapat didiskualifikasi. Selain itu, dalam lari jarak pendek, setiap atlet dilarang mengganggu pelari lain.

Berbeda dengan lari jarak pendek, lari jarak menengah dan lari jarak jauh memperbolehkan atlet untuk berkompetisi di lingkaran paling dalam sebuah lintasan. Meskipun begitu, atlet harus tetap memperhatikan beberapa perilaku saat mengambil lintasan paling dalam. (*)